Separuh belikat, terluka gelatik duka. Menggentas kelopak, angkara mengabur senja. Aku menulisnya beberapa tahun lalu, dengan air mata membasahi setiap tulisan di atas kertas buku lirik milikku. Seperti sebuah canting tatkala membatik, pena di jemariku meliuk membentuk kata-kata yang mewakili perasaannya. Sudah lama kututup pintu itu, bahkan kupastikan untuk menguncinya rapat-rapat. …