Text
Hana : jangan biarkan mereka lihat lukamu
Aiko terdiam, menimbang kata-kata yang bergemuruh di kepalanya. Dia tahu pikirannya absurd, tetapi menahannya sendirian hanya membuatnya semakin gelisah.
“Jiro, mungkin nggak, ya, Mama sengaja?”
“Sengaja apa?”
“Sengaja menjatuhkan diri? Bunuh diri maksud Kakak?”
“Ngaco, ih!” Jiro mendengus, tetapi kakinya malah menginjak rem mendadak. Tubuh mereka terdorong ke depan, untung sabuk pengaman menyelamatkan.
Hana, sang ibu, dikenal kuat seperti baja. Pepatah Jepang, Bushi wa kuwanedo takayoji—“Jangan biarkan mereka lihat lukamu”—menjadi pedomannya. Luka-luka masa kecil, kesedihan yang tak terhitung, semuanya ditelan sendiri. Dia tak pernah mengeluh, bahkan kepada kedua anaknya.
Namun, di balik keteguhan itu, Hana menyimpan rahasia yang tak pernah dia bagikan. Ketika dia meninggal mendadak di usia 74 tahun, Aiko dan Jiro mendapati diri mereka dihantui pertanyaan: siapakah Hana sebenarnya? Apa yang disembunyikannya selama ini?
***
“Novel ini dengan lembut menceritakan kehidupan keluarga yang sesungguhnya tragis, tetapi tetap menyisakan ruang bagi harapan dan penerimaan. Sebuah roman yang saya rasa dapat punya keterhubungan dengan banyak orang.” – Dee Lestari
Tidak tersedia versi lain